5 Pesan KH Abdul Ghaffar Rozin : Ketua PWNU Jateng Menghadapi Pilkada 20245 Pesan KH Abdul Ghaffar Rozin : Ketua PWNU Jateng Menghadapi Pilkada 2024

bspradiopekalongan.com, KAJEN – KH Abdul Ghafar Rozin, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Abdul Ghaffar Rozin memberikan pesan kepada Warganya untuk menghadaai momen lima tahunan.

Gus Rozin, sapaan Ketua PWNU Jateng yang juga Pengasuh Pon Pes Perguruan Islam Mathali’ul Falah Kajen Pati menyampaikan. Kebesaran NU tidak hanya tampak jumlahnya, namun kebesaran ini harus benar-benar ditunjukkan dan dibuktikan.

Menurutnya, Selama ini, NU sebenarnya besar tetapi tidak terlihat besar. Besarnya hanya 5 tahunan sekali. Sekarang kita harus membawa NU ini besar selama 5 tahun penuh.

Abdul Adhim, Wakil Sekretaris PCNU Kota Pekalongan mencatat 5 pesan Gus Rozin Ketua pWNU Jateng dalam memberikan sambutan pembukaan Konferensi Cabang (Konfercab) ke-18 NU Kabupaten Pekalongan pada Kamis 9 Mei 2024 di SMKNU Kesesi.

Disampaikan, hampir di setiap konfercab yang dihadiri, denyut Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) nya itu terasa. Ada yang terasa lemah, tetapi juga ada gerakan. Di Pekalongan tampaknya agak kuat denyutnya. 

Oleh karena itu, untuk menunjukkan kebesaran NU kuncinya adalah bagaimana menyatu bariskan warga NU, jangan sampai NU seperti kerumunan yang sangat mudah dibubarkan adalah sebagai berikut :

  1. Nahdlatul Ulama adalah Jam’iyyah terbesar di Republik ini dengan data hasil survei sejumlah 62 % penduduk RI adalah Nahdliyyin. Kebesaran ini jangan menjadikan NU hanya tampak jumlah bahkan hanya tampak dalam momen 5 tahunan. Namun kebesaran ini harus benar-benar ditunjukkan dan dibuktikan.
  2. Untuk menunjukkan kebesaran tersebut kuncinya adalah bagaimana mensatu bariskan warga NU, jangan sampai NU seperti kerumunan yang sangat mudah dibubarkan.
  3. Pilkada adalah keniscayaan yang harus dihadapi, dan bagaimana NU dengan Pilkada memiliki hubungan yang berkelindan karena kebesaran warga NU tadi. Yang paling penting jangan jadikan pilkada sebagai tujuan, jadikanlah Pilkada sebagai wasilah untuk menuju pada ghoyah (tujuan-tujuan dan agenda-agenda NU)
  4. Haram hukumnya NU disuruh-suruh, NU harus memiliki martabat, sudah selayaknya NU untuk membangun kerjasama dengan lembaga lain contohnya Pemkab/partai-partai, kerjasama yang bermartabat kerjasama yang terhormat.
  5. Kunci membariskan NU dan mendigdayakan NU adalah kemandirian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *