bspradiopekalongan.com, MASJID – Masjid Agung Demak adalah salah satu situs bersejarah yang memiliki peran sentral dalam sejarah Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Dibangun pada tahun 1477 Masehi oleh Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah tetapi juga menjadi pusat kegiatan keagamaan, intelektual, dan politik pada zamannya.
Latar Belakang Sejarah
Pada abad ke-15, Pulau Jawa menjadi medan pertempuran politik antara kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha yang ada dengan pengaruh Islam yang semakin berkembang. Islam masuk ke Jawa melalui perdagangan dan misi-misi dakwah dari pedagang Arab, Gujarat, dan India. Pada saat yang sama, beberapa kerajaan Hindu-Buddha di Jawa mulai menerima pengaruh agama Islam secara bertahap.
Kerajaan Demak sendiri merupakan salah satu dari sekian banyak kerajaan kecil yang tumbuh di Jawa pada masa itu. Raden Patah, yang awalnya dikenal sebagai Pangeran Sabrang Lor atau Pangeran Arya Penangsang, adalah tokoh yang krusial dalam pengembangan Islam di wilayah tersebut. Setelah mengalami beberapa kali konflik dengan Majapahit dan kerajaan-kerajaan lainnya, Raden Patah akhirnya berhasil mendirikan Kesultanan Demak pada tahun 1475.
Pendirian Masjid Agung Demak
Pendirian Masjid Agung Demak pada tahun 1477 merupakan salah satu tonggak penting dalam upaya Raden Patah untuk mengukuhkan kekuasaan politik dan pengaruh agama Islam di Jawa. Masjid ini dibangun sebagai pusat kegiatan keagamaan dan kebudayaan Islam, serta sebagai simbol kekuatan politik baru Kesultanan Demak.
Arsitektur Masjid Agung Demak mencerminkan gaya arsitektur Jawa yang khas pada masa itu. Bangunan utama masjid terbuat dari batu bata merah dengan atap tumpang dua (bubungan limasan), yang merupakan ciri khas arsitektur Jawa pada masa itu. Struktur ini tidak hanya mencerminkan keindahan seni bangunan Jawa, tetapi juga menunjukkan pengaruh Islam yang semakin kuat dalam budaya lokal.
Peran dalam Sejarah Islam di Indonesia
Masjid Agung Demak memiliki peran yang signifikan dalam penyebaran dan pengukuhkan Islam sebagai agama dominan di Pulau Jawa. Selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga menjadi pusat pendidikan Islam dan berkumpulnya ulama-ulama terkemuka dari berbagai daerah di Nusantara. Para ulama inilah yang turut serta dalam menyebarkan ajaran Islam dan mengajar masyarakat sekitar tentang nilai-nilai Islam.
Kesultanan Demak di bawah pimpinan Raden Patah dan penerusnya tidak hanya menguasai wilayah Jawa Tengah, tetapi juga berhasil memperluas pengaruhnya ke berbagai daerah di sekitarnya. Pada masa pemerintahan Raden Patah, Islam semakin mendapat tempat di hati masyarakat Jawa dan menjadi identitas utama dalam kehidupan sosial dan budaya mereka.
Warisan Budaya dan Kepentingan Modern
Masjid Agung Demak bukan hanya merupakan warisan budaya yang berharga bagi Indonesia, tetapi juga memiliki kepentingan penting dalam konteks sejarah Islam di Asia Tenggara. Pengakuan sebagai situs warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 2009 menegaskan nilai historis dan kebudayaan dari Masjid Agung Demak.
Dengan demikian, Masjid Agung Demak tidak hanya menjadi pusat ibadah tetapi juga simbol dari perjalanan panjang Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Sebagai salah satu peninggalan sejarah yang paling penting, masjid ini terus menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan tentang peran Islam dalam membentuk identitas dan peradaban Indonesia modern. (Adm-01A)