bspradiopekalongan.com, SEKOLAH – Akademi Militer atau yang sering disingkat Akmil, adalah lembaga pendidikan tinggi militer di Indonesia yang bertujuan untuk menghasilkan perwira TNI (Tentara Nasional Indonesia) Angkatan Darat yang profesional. Akademi ini berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, dan merupakan salah satu dari tiga akademi militer yang ada di Indonesia, selain Akademi Angkatan Laut (AAL) dan Akademi Angkatan Udara (AAU).
Akademi Militer didirikan pada tanggal 11 November 1957 melalui berbagai proses termasuk sidang parlemen oleh Menteri Pertahanan pada tahun 1952. Maka pada tanggal 11 November 1957 pukul 11.00 WIB Presiden RI Soekarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI, meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional yang berkedudukan di Magelang.
Akademi Militer ini merupakan kelanjutan dari MA Yogyakarta dan taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AMN angkatan ke-4. Pada tahun yang sama, berbagai lembaga pendidikan militer digabungkan dan dipusatkan di Magelang, yang kemudian dikenal sebagai Akmil.
Re-Organisasi Akademi Militer
Pada tahun 1961 Akademi Militer Nasional Magelang di integrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di Magelang. Mengingat pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU, dan Polri) memiliki Akademi, maka pada tanggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).
Sesuai dengan tuntutan tugas, maka pada tanggal 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi Akabri Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri Bagian Umum dan Akabri Bagian Darat. Akabri Bagian Umum mendidik taruna TK-I selama satu tahun, termasuk Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka, sedangkan Akabri Bagian Darat mendidik taruna Akabri Bagian Darat mulai TK-II sampai dengan TK-IV.
Pada tanggal 29 September 1979 Akabri Udarat berubah namanya menjadi Akabri Bagian Darat. Dalam rangka reorganisasi di lingkungan ABRI, maka pada tanggal 14 Juni 1984 Akabri Bagian Darat berubah namanya menjadi Akmil (Akademi Militer).
Pada tanggal 1 April 1999 secara resmi Polri terpisah dari tiga angkatan lainnya dan ABRI berubah menjadi TNI. Sejak itu pula Akademi Kepolisian terpisah dari AKABRI, membuat AKABRI mengalami perubahan nama menjadi Akademi TNI yang terdiri dari AKMIL, AAL, dan AAU. B
erdasarkan Perpang Nomor: Perpang/28/V/2008 tanggal 12 Mei 2008, Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka dan Integratif Akademi TNI dilakukan dalam pola 12 bulan, langsung di bawah Mako Akademi TNI. Setelahnya AKMIL menyelenggarakan pendidikan khusus Taruna Angkatan Darat tingkat II, III, dan IV.
Pendidikan AKMIL
Pendidikan di Akmil berlangsung selama empat tahun, dan meliputi pendidikan akademik, militer, serta fisik. Kurikulum di Akmil dirancang untuk membekali taruna dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi perwira yang kompeten. Selain itu, taruna juga diajarkan tentang kepemimpinan, taktik militer, dan disiplin.
Sejak tahun 2011 werving tahun 2007, seluruh Taruna Akademi TNI menjalani pendidikan militer dan pendidikan umum setara Diploma IV Dengan gelar Sarjana Sains Terapan Pertahanan (S.S.T.Han) dilanjutkan dengan penyelesaian program studi Strata-1 di Universitas Jenderal Achmad Yani. Mengikuti peraturan Kemenristekdikti pada tahun 2013, gelar yang diberikan berubah menjadi Sarjana Terapan Pertahanan (S.T.Han) dan di tahun 2017 menjadi Sarjana Terapan Pertahanan (S.Tr.Han) sampai dengan sekarang.
Pendidikan di Akademi Militer dimulai dari Pendidikan Dasar Integratif Kemitraan Tahap I Taruna/Taruni Akademi TNI & Akademi Kepolisian selama 3 Bulan. Kemudian dilanjutkan dengan Pendidikan Chandradimuka bersama taruna AAL & AAU selama 9 bulan sebelum para taruna/taruni kembali ke akademi masing-masing.
Kenaikan tingkat/pangkat diberikan secara bertahap mulai dari prajurit taruna hingga sersan mayor satu taruna. Taruna/taruni yang berhasil menyelesaikan pendidikannya berhak menyandang gelar Sarjana Terapan Pertahanan (S.Tr.Han) dan dilantik menjadi perwira TNI AD.
Setelah lulus dari Akmil, para perwira muda akan ditempatkan di berbagai satuan di TNI Angkatan Darat. Mereka bertugas untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara, serta melaksanakan tugas-tugas militer lainnya sesuai dengan arahan dan kebijakan pemerintah.
Proses Seleksi
Proses seleksi masuk Akmil sangat ketat dan melibatkan beberapa tahapan, termasuk seleksi administrasi, tes kesehatan, tes jasmani, tes psikologi, dan tes akademik. Calon taruna harus memenuhi berbagai persyaratan fisik dan akademik untuk bisa diterima.
Calon taruna/taruni Akmil merupakan lulusan SMA atau MA (IPA dan IPS). Akademi Militer merupakan pendidikan ikatan dinas yang dibiayai oleh negara dan memiliki beberapa program studi Diploma IV yang disesuaikan dengan korps satuan yang ada di TNI Angkatan Darat.
Akmil berperan penting dalam mencetak perwira-perwira TNI yang berintegritas tinggi, berkompeten, dan siap menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga keamanan negara. (Adm-02A)