bspradiopekalongan.com, Untoldstory – Monumen Nasional (Monas) adalah salah satu ikon Jakarta yang menjadi simbol kemerdekaan dan kebanggaan nasional bagi rakyat Indonesia. Dibangun di tengah Kota Jakarta, Monas memiliki sejarah yang kaya dan menggambarkan perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaannya. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi sejarah, desain, dan signifikansi Monas dalam konteks sejarah Indonesia.
Ide pembangunan Monas pertama kali muncul pada awal tahun 1950-an, beberapa tahun setelah kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda pada tahun 1945. Pada saat itu, Presiden pertama Indonesia, Soekarno, ingin membangun monumen yang monumental sebagai simbol kemerdekaan dan kedaulatan nasional. Setelah serangkaian diskusi dan perencanaan, konstruksi Monas dimulai pada tahun 1961.
Desain Monas berasal dari ide Soekarno sendiri, yang terinspirasi oleh obelisk, sebuah struktur pilar tegak khas Mesir kuno. Arsitek terkemuka, Friedrich Silaban, yang telah terlibat dalam beberapa proyek terkenal di Indonesia, bertanggung jawab atas desain dan konstruksi Monas. Monas memiliki tinggi total sekitar 132 meter dan terdiri dari tiga bagian utama: alas, pilar utama, dan lidah api di puncaknya.
Konstruksi Monas melibatkan ribuan pekerja dan material bangunan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Proses pembangunannya mengalami beberapa hambatan, termasuk kesulitan finansial dan teknis, serta perubahan desain yang disebabkan oleh perubahan arah politik dan sosial di Indonesia pada saat itu. Namun, setelah beberapa tahun, Monas selesai dan diresmikan pada tanggal 17 Agustus 1961.
Monas memiliki signifikansi yang besar dalam sejarah Indonesia sebagai simbol perjuangan dan kemerdekaan nasional. Di bagian alasnya terdapat Museum Nasional Indonesia (dulunya disebut Museum Gajah), yang menampilkan koleksi bersejarah dan budaya yang berhubungan dengan sejarah Indonesia, mulai dari masa prasejarah hingga masa kemerdekaan. Ini menjadi tempat yang penting untuk pendidikan sejarah bagi generasi muda Indonesia.
Pilar utama Monas, yang melambangkan kemerdekaan Indonesia, juga memiliki makna filosofis yang dalam. Di dalamnya terdapat ruangan yang dikenal sebagai “Ruang Kemerdekaan”, yang berisi relief dan patung-patung yang menggambarkan momen-momen penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Selain menjadi simbol kemerdekaan, Monas juga digunakan sebagai tempat acara nasional dan internasional. Setiap tahun, peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus diadakan di sekitar Monas, termasuk upacara bendera dan parade militer. Selain itu, Monas juga menjadi tujuan wisata populer bagi wisatawan domestik dan mancanegara yang ingin menikmati panorama Kota Jakarta dari ketinggian.
Sejak awal pembangunannya, Monas telah mengalami beberapa kali renovasi dan perawatan untuk memastikan keamanan struktur dan menjaga keasliannya. Pada tahun 1975, dilakukan perbaikan besar-besaran yang melibatkan pemugaran pilar utama dan penggantian materi dasar. Renovasi terbaru dilakukan pada tahun 2019 untuk meningkatkan fasilitas wisata dan keamanan pengunjung.
Monumen Nasional (Monas) Jakarta adalah simbol kemerdekaan, perjuangan, dan kebanggaan nasional bagi rakyat Indonesia. Dibangun pada awal tahun 1960-an oleh Presiden Soekarno, Monas menggambarkan semangat dan tekad bangsa Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaannya dari penjajahan. Dengan desain yang megah dan signifikansi sejarah yang mendalam, Monas tetap menjadi salah satu landmark yang paling penting dan ikonik di Indonesia, yang terus mempesona dan menginspirasi generasi-generasi mendatang. (Adm-01A)