JamuJamu, Benarkah Produk Asli Indonesia?

bspradiopekalongan.com, Artikel – Bagi masyarakat Nusantara khususnya orang Jawa, Jamu bukanlah sesuatu hal yang asing dimasyarakat. Bahkan, jamu mendapat tempat di masyarakat karena memiliki khasiat tersendiri.

Lalu, apa sebenarnya yang disebut dengan Jamu?

Bagi masyarakat kita, penyebutan jamu lekat dengan ramuan tradisional yang terbuat dari bahan rempah-rempah asli. Biasanya, jamu terbuat dari daun, batang dan akar pohon tertentu yang di ramu dengan madu, susu dan bumbu-bumbu tertentu.

Bagi orang jawa, istilah Jamu terbentuk dari gabungan kata Jawa dan ngramu (yang memiliki arti mencampur atau mengumpulkan). Secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai ramuan yang dibuat oleh orang Jawa atau ramuan yang berasal dari Jawa. 

Dari mana asal muasal Jamu?

Jamu telah dikenal sejak zaman nenek moyang sebelum farmakologi modern masuk ke Indonesia. Hal ini diketahui dari banyaknya resep racikan jamu sudah berumur ratusan tahun dan digunakan secara turun temurun sampai saat ini.

Dalam berbagai literatur, belum ada data yang pasti mengenai kapan pertama kali istilah jamu digunakan oleh orang Indonesia. Hanya beberapa sumber yang menjelaskan asal usul jamu.

Pertama, Istilah jamu diyakini ada sejak masyarakat Jawa Kuno yang mengambil pengertian dari kata Jampi dan Usodo yang memiliki arti penyembuhan menggunakan ramuan obat dan doa atau ajian pada abad pertengahan (15-16 M). Kemudian istilah usodo pada saat itu masih jarang digunakan, namun istilah jampi semakin popular diantara kalangan keraton dan sebutan jamu diperkenalkan oleh “dukun” atau tabib pengobat tradisional.

Kedua, Jamu sendiri, diduga berasal dari Kerajaan Mataram. Ilustrasi yang berhubungan dengan proses pembuatan jamu hadir di berbagai situs, misalnya situs arkeologi Liyangan dan kuda di relief Borobudur. Lalu terdapat Prasasti Madhawapura dari periode Majapahit menyebutkan profesi khusus peracik jamu yang disebut ’Acaraki’. 

Pemanfaatan jamu diyakini telah berlangsung ratusan bahkan ribuan tahun sejak periode kerajaan Hindu-Jawa. Pada masa itu, jamu masih digunakan oleh kalangan terbatas. Hingga akhirnya, banyak ahli botani yang mempublikasikan tulisan-tulisan mengenai ragam dan manfaat tanaman untuk pengobatan.

Populernya Jamu di Masyarakat.

Jamu yang tadinya hanya merupakan milik kalangan terbatas, dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Kemudian, jamu yang dibuat oleh rumah tangga mulai berkembang menjadi industri-industri jamu pada awal tahun 1900. Demikianlah jamu menjadi sangat popular di Indonesia, seperti susu bagi masyarakat barat.

Minuman kaya kandungan bermanfaat ini juga cukup identik dengan sosok wanita melalui pada penjual jamu gendong. Pada umumnya, para peracik jamu berasal dari kaum ibu-ibu rumah tangga. Sambil mengurusi pekerjaan rumah, biasanya kaum ibu ini juga memiliki kegiatan sampingan meracik jamu bubuk untuk kemudian dijual. Seiring berjalannya waktu, Jamu tidak lagi identik dengan satu gender tertentu, di mana pemilik jamu dengan tampilan kiwari, Acaraki Jamu, merupakan seorang laki-laki.

Tradisi jamu di negara lain pada dasarnya serupa dengan tradisi jamu di Indonesia, yaitu merupakan warisan sejarah dari nenek moyang. Namun, Indonesia memiliki keistimewaan tersendiri karena Indonesia merupakan tempat yang subur sehingga kaya akan berbagai jenis tanaman obat. (Adm-01A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *