bspradiopekalongan.com, MASJID – Masjid Sunan Ampel adalah salah satu masjid bersejarah yang terletak di kota Surabaya, Jawa Timur. Masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga memiliki peran penting dalam perkembangan sejarah Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Dikenal sebagai masjid yang didirikan oleh Sunan Ampel, salah satu Wali Songo yang sangat dihormati, masjid ini menjadi simbol penyebaran agama Islam di wilayah pesisir utara Jawa pada abad ke-15 dan ke-16.
Masjid Sunan Ampel, dengan sejarah panjangnya, bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol dari perjuangan dan pengaruh Sunan Ampel dalam penyebaran Islam di Jawa. Dengan arsitektur yang khas, peranannya dalam pendidikan Islam, serta kontribusinya dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat, masjid ini tetap menjadi warisan yang sangat penting dalam sejarah peradaban Islam di Indonesia. Sebagai salah satu masjid bersejarah di Indonesia, Masjid Sunan Ampel akan terus dikenang dan dihormati oleh umat Islam di seluruh dunia.
Asal Usul dan Sejarah Pendirian Masjid Sunan Ampel
Masjid Sunan Ampel didirikan sekitar abad ke-15, tepatnya pada masa pemerintahan Raden Rahmat (yang lebih dikenal dengan nama Sunan Ampel), seorang tokoh ulama besar yang juga seorang wali dari Wali Songo, yaitu sembilan orang penyebar Islam di Jawa. Sunan Ampel lahir di Champa, sebuah kerajaan yang kini terletak di wilayah Vietnam, dan diperkirakan datang ke Jawa pada awal abad ke-15.
Masjid ini didirikan di Ampel Denta, sebuah daerah yang kini menjadi bagian dari Surabaya, yang pada masa itu merupakan pusat perdagangan penting. Sunan Ampel memilih lokasi ini karena strategis, dekat dengan pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh pedagang, baik dari wilayah Nusantara maupun luar negeri. Dengan demikian, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat dakwah dan penyebaran agama Islam.
Peran Masjid Sunan Ampel dalam Penyebaran Islam
Masjid Sunan Ampel memiliki peran yang sangat penting dalam penyebaran agama Islam di Jawa, khususnya di wilayah pesisir utara, yang pada saat itu merupakan jalur perdagangan yang ramai. Sunan Ampel tidak hanya berfokus pada penyebaran agama Islam, tetapi juga membangun fondasi sosial dan budaya yang memungkinkan agama Islam diterima oleh masyarakat Jawa dengan cara yang halus dan adaptif.
Sunan Ampel memanfaatkan masjid sebagai tempat untuk mengajarkan agama Islam, memperkenalkan ajaran-ajaran Islam yang ramah dan toleran terhadap budaya lokal. Salah satu pendekatan yang digunakan oleh Sunan Ampel adalah dengan memadukan ajaran Islam dengan budaya Jawa, sehingga masyarakat Jawa tidak merasa terasing dengan ajaran baru ini. Hal ini sangat penting karena masyarakat Jawa pada waktu itu memiliki kepercayaan dan adat istiadat yang kuat, seperti adat Hindu-Buddha.
Selain sebagai pusat dakwah, masjid ini juga menjadi pusat pendidikan Islam di kawasan tersebut. Banyak ulama dan santri yang belajar di masjid ini, dan Sunan Ampel menjadi tempat berkumpulnya para tokoh-tokoh Islam yang kemudian turut menyebarkan Islam ke daerah-daerah lain di Jawa. Sunan Giri, Sunan Drajat, dan Sunan Bonang adalah beberapa contoh tokoh yang belajar dan mendapat pengajaran dari Sunan Ampel.
Arsitektur dan Keunikan Masjid Sunan Ampel
Masjid Sunan Ampel memiliki arsitektur yang sederhana namun sangat khas dengan gaya tradisional Jawa. Masjid ini memiliki atap berbentuk tumpang sari, yang terdiri dari tiga tingkat dan terbuat dari bahan kayu jati. Desain ini tidak hanya mencerminkan tradisi arsitektur Jawa, tetapi juga menunjukkan perpaduan antara budaya lokal dan ajaran Islam.
Di sekitar masjid terdapat kompleks pemakaman yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Sunan Ampel serta para keluarga dan pengikutnya. Makam Sunan Ampel menjadi salah satu tempat ziarah yang sangat dihormati oleh umat Islam, khususnya mereka yang berasal dari Surabaya dan sekitarnya.
Salah satu ciri khas masjid ini adalah adanya gerbang utama yang besar dan tiang-tiang kokoh yang terbuat dari batu besar. Gerbang ini menjadi simbol kedalaman spiritual dan kekuatan dakwah yang telah dibangun oleh Sunan Ampel.
Peran Masjid Sunan Ampel dalam Kehidupan Sosial dan Budaya
Selain sebagai pusat ibadah dan dakwah, Masjid Sunan Ampel juga berperan dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Masjid ini menjadi pusat interaksi sosial di mana umat Islam dari berbagai lapisan masyarakat berkumpul. Dalam masjid ini juga dilakukan berbagai kegiatan kemanusiaan, seperti penyaluran zakat, santunan kepada kaum dhuafa, serta kegiatan pemberdayaan ekonomi umat.
Masjid ini menjadi simbol kekuatan Islam moderat di Jawa, yang mengajarkan kedamaian, toleransi, dan kebersamaan antar sesama. Sunan Ampel mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil-‘alamin, yang tidak hanya untuk umat Islam saja, tetapi juga untuk seluruh umat manusia. Hal ini tercermin dalam banyak aspek kehidupan sosial masyarakat di sekitar masjid.
Selain itu, Masjid Sunan Ampel juga menjadi pusat perayaan hari-hari besar Islam seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, yang selalu dirayakan dengan khidmat dan meriah. Selama bulan Ramadan, masjid ini menjadi tempat ibadah yang ramai dikunjungi oleh umat Islam untuk melaksanakan salat tarawih dan berbuka puasa bersama.
Warisan dan Pengaruh Masjid Sunan Ampel hingga Kini
Hingga saat ini, Masjid Sunan Ampel tetap menjadi salah satu ikon sejarah Islam di Indonesia. Masjid ini tidak hanya penting dalam konteks sejarah, tetapi juga dalam menjaga dan mengembangkan identitas Islam di Indonesia. Keberadaannya yang terus terjaga membuat masjid ini menjadi bukti nyata dari perjuangan Sunan Ampel dalam menyebarkan Islam di Indonesia, yang penuh dengan kebijaksanaan dan toleransi terhadap keberagaman budaya.
Masjid Sunan Ampel juga terus menjadi tempat ziarah yang dikunjungi oleh banyak umat Islam, tidak hanya dari Surabaya, tetapi juga dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan luar negeri. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh Sunan Ampel dalam sejarah Islam di tanah Jawa, dan bagaimana masjid ini terus berperan dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat Indonesia. (Adm-01A)
