bspradiopekalongan.com, PERADABAN – Mesopotamia, yang berarti “tanah antara dua sungai” dalam bahasa Yunani, merujuk pada wilayah yang terletak di antara dua sungai besar, yaitu Sungai Tigris dan Sungai Eufrat. Wilayah ini, yang kini meliputi bagian-bagian dari Irak, Syria, Turki, dan Iran, dianggap sebagai tempat lahir peradaban manusia. Peradaban Mesopotamia memainkan peran penting dalam sejarah dunia, karena di sinilah muncul berbagai inovasi utama dalam bidang penulisan, hukum, ilmu pengetahuan, dan politik yang membentuk dasar peradaban-peradaban besar berikutnya.
Awal Mula Peradaban Mesopotamia
Peradaban Mesopotamia bermula sekitar 3500 SM, dengan masyarakat pertama yang dikenal sebagai orang Sumeria yang tinggal di bagian selatan Mesopotamia. Wilayah ini berada di dataran yang subur berkat aliran dua sungai besar, yaitu Tigris dan Eufrat, yang memungkinkan pertanian berkembang pesat.
Sumeria adalah tempat berkembangnya banyak inovasi penting. Salah satunya adalah penulisan cuneiform, sistem tulisan pertama yang dikenal oleh manusia, yang digunakan untuk mencatat transaksi perdagangan, peristiwa sejarah, dan urusan administratif. Sistem tulisan ini menggunakan tanda-tanda berbentuk paku yang diukir pada tablet tanah liat dan menjadi landasan bagi sistem penulisan di peradaban-peradaban selanjutnya.
Selain penulisan, pembangunan kota juga menjadi tonggak penting dalam sejarah Sumeria. Kota-kota seperti Ur, Uruk, dan Lagash menjadi pusat-pusat peradaban dengan struktur sosial dan pemerintahan yang lebih kompleks. Uruk, misalnya, dianggap sebagai kota pertama di dunia dengan populasi yang besar dan menjadi contoh penting bagi perkembangan urbanisasi.
Pencapaian dan Kejayaan Mesopotamia
Pada sekitar 2300 SM, Sargon dari Akkadia mendirikan Kekaisaran Akkadia, yang menjadi kerajaan pertama yang menyatukan Mesopotamia di bawah satu kekuasaan. Sargon dikenal sebagai pemimpin militer yang ulung dan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan kota-kota di sekitar Sumeria. Meskipun kekaisaran ini tidak bertahan lama setelah Sargon wafat, namun peranannya dalam menyatukan wilayah Mesopotamia memiliki dampak jangka panjang terhadap politik dan sosial di kawasan tersebut.
Pada abad ke-18 SM, Babilonia muncul sebagai kekuatan baru yang penting di Mesopotamia, dipimpin oleh Raja Hammurabi. Salah satu pencapaian terbesar Hammurabi adalah penyusunan Kode Hammurabi, yaitu sistem hukum tertulis yang terdiri dari 282 pasal yang mengatur berbagai aspek kehidupan, mulai dari peradilan hingga perdagangan. Kode ini tidak hanya mempengaruhi peradaban Mesopotamia, tetapi juga menjadi dasar bagi banyak sistem hukum di dunia Barat. Dalam bidang seni dan arsitektur, Babilonia dikenal dengan Menara Babel yang legendaris dan Taman Gantung Babilonia, yang dianggap sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno.
Sementara itu, di bagian utara Mesopotamia, kerajaan Asyur berkembang pesat. Asyur dikenal dengan kekuatan militer yang sangat besar, yang memungkinkannya untuk menaklukkan sebagian besar wilayah Mesopotamia, bahkan hingga wilayah-wilayah yang lebih jauh. Kota Niniveh menjadi ibu kota yang sangat maju, dengan perpustakaan besar yang berisi berbagai dokumen dan teks-teks penting. Salah satu raja terbesar Asyur, Ashurbanipal, dikenal karena mendirikan perpustakaan yang mengumpulkan banyak karya sastra dan pengetahuan ilmiah pada masanya.
Penurunan dan Keruntuhan Mesopotamia
Meskipun Mesopotamia pernah menjadi pusat peradaban besar, peradaban ini akhirnya mengalami penurunan yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti invasi dari bangsa luar dan konflik internal. Pada sekitar 612 SM, Kekaisaran Asyur runtuh setelah diserang oleh bangsa Medes, Babylon, dan Scythia. Kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan oleh Asyur kemudian diisi oleh Kekaisaran Neo-Babilonia, yang juga tidak bertahan lama sebelum akhirnya jatuh ke tangan Persia pada 539 SM, yang dipimpin oleh Kyrus Agung.
Setelah penaklukan oleh Persia, wilayah Mesopotamia kehilangan statusnya sebagai pusat kekuatan dunia kuno. Namun, pengaruh budaya dan intelektual Mesopotamia tetap hidup melalui kekuasaan Persia, Yunani, dan bahkan Kekaisaran Romawi.
Peninggalan dan Warisan Mesopotamia
Meskipun peradaban Mesopotamia telah runtuh, warisannya tetap hidup dalam berbagai aspek peradaban dunia. Beberapa peninggalan besar Mesopotamia yang masih berpengaruh hingga kini meliputi:
Penulisan Cuneiform: Sistem penulisan cuneiform yang pertama kali digunakan oleh orang Sumeria menjadi dasar bagi perkembangan sistem penulisan lainnya. Penemuan ini memungkinkan manusia untuk merekam sejarah dan mencatat ilmu pengetahuan secara sistematis.
Sistem Hukum: Kode Hammurabi adalah salah satu sistem hukum tertua yang masih memengaruhi perkembangan hukum modern, dengan prinsip-prinsip seperti “mata ganti mata” yang masih dikenal dalam sistem hukum hingga kini.
Astronomi dan Matematika: Orang Mesopotamia memiliki pengetahuan yang sangat maju dalam bidang astronomi dan matematika, dengan pengembangan sistem bilangan berbasis angka 60 yang masih digunakan dalam pembagian waktu dan sudut.
Inovasi Pertanian: Sistem irigasi yang dikembangkan oleh orang Mesopotamia memungkinkan pertanian berkembang pesat dan menjadi dasar bagi kehidupan ekonomi mereka. Teknologi ini juga berpengaruh pada pertanian di banyak wilayah lain.
Arsitektur: Mesopotamia menghasilkan karya arsitektur monumental seperti ziggurat (kuil bertingkat) yang mencerminkan hubungan antara manusia dan dewa-dewa mereka. Bangunan ini juga mencerminkan tingkat kemajuan teknik konstruksi pada masa itu. (Adm-02A)