bspradiopekalongan.com, KABAR NU – Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-65, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama menjawab tiga tantangan besar kemanusiaan yang tengah dihadapi dunia dan Indonesia.
Ketua Lesbumi PBNU, KH. Jadul Maula, menyampaikan bahwa tantangan utama yang perlu dijawab bersama adalah krisis kemanusiaan global, ancaman degradasi budaya lokal, dan meningkatnya polarisasi sosial akibat informasi yang menyesatkan. Sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama dan pewaris budaya luhur bangsa, Lesbumi memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan, merawat kearifan lokal, dan membangun ruang dialog yang sehat di tengah masyarakat.
Kiai Jadul menambahkan, budaya harus menjadi fondasi dalam memperkuat kohesi sosial dan identitas kebangsaan. Dalam konteks tersebut, Lesbumi terus mendorong penguatan seni dan budaya berbasis pesantren serta kolaborasi dengan generasi muda kreatif.
Dalam rangka menyambut Harlah ke-65
Dalam rangka menjawab itu, Lesbumi tengah merancang sebuah event bernama Muktamar Kebudayaan. Hal tersebut, kata Kiai Jadul, guna untuk menghadirkan momentum yang bermakna. Rencananya, momentum itu bakal diwujudkan bersamaan dengan momentum besar yang terjadi di bulan September atau Oktober.
Dipilihnya September ada banyak hari bersejarah, seperti hari Equinox, hari ketika matahari tepat di atas khatulistiwa, ini adalah hari keseimbangan. Kemudian kita mempunyai momentum 20 Oktober, Hari Kebangkitan Nasional. Maupun 28 Oktober Hari Sumpah Pemuda. Bagaimana kita jadikan momentum ini jadi momentum yang bermakna
Melalui Muktamar Kebudayaan, menurut Kiai Jadul berharap dapat membangun bangsa dan kemanusiaan melalui pendekataan kebudayaan yang berakar pada spiritualitas. Lesbumi berharap peringatan ini tidak hanya menjadi ajang seremonial, tetapi momentum untuk menggerakkan kesadaran kolektif dalam menghadapi tantangan zaman melalui jalur kebudayaan. (Adm-01A)
