Rahasia Kubah Sakhrah yang ada di Masjid Al-AqshaRahasia Kubah Sakhrah yang ada di Masjid Al-Aqsha

bspradiopekalongan.com, MASJID – Kubah Sakhrah, atau lebih dikenal dengan Dome of the Rock, merupakan salah satu bangunan ikonik di kompleks Masjid Al-Aqsha, Yerusalem. Dibangun pada abad ke-7 oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan dari Dinasti Umayyah, bangunan ini tak hanya memukau karena keindahan arsitekturnya, tetapi juga menyimpan segudang rahasia sejarah, spiritual, dan simbolik yang masih terus menarik perhatian dunia hingga hari ini.

Secara arsitektural, Kubah Sakhrah adalah mahakarya peradaban Islam awal. Kubah emasnya yang mencolok telah menjadi simbol visual kuat kota Yerusalem. Desain bangunannya menyerupai bentuk oktagonal dengan pusat berupa batu besar yang diyakini oleh umat Islam sebagai tempat Nabi Muhammad ﷺ naik ke langit dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Batu ini, yang disebut Sakhrah, adalah jantung spiritual bangunan tersebut dan menjadi alasan utama mengapa struktur ini dibangun di lokasi tersebut.

Namun, di balik kemegahan fisiknya, Kubah Sakhrah menyimpan rahasia tentang sejarah awal Islam dan relasi antara agama-agama samawi. Bangunan ini seringkali disalahartikan sebagai Masjid Al-Aqsha itu sendiri. Padahal, secara teknis, Masjid Al-Aqsha mencakup seluruh kompleks Al-Haram Asy-Syarif, dan Kubah Sakhrah hanyalah salah satu bagian penting di dalamnya. Kesalahpahaman ini kerap dimanfaatkan dalam narasi politik dan propaganda yang memperkeruh konflik di Yerusalem.

Kubah Sakhrah juga menyimpan pesan toleransi dan dialog antaragama. Di dalamnya terdapat inskripsi kaligrafi yang tidak hanya memuji keesaan Allah dan kenabian Muhammad ﷺ, tetapi juga menyebut nama Nabi Isa (Yesus) sebagai utusan Tuhan. Ini mencerminkan pandangan Islam yang inklusif terhadap para nabi sebelumnya, sekaligus menunjukkan bahwa bangunan ini pernah menjadi jembatan antara tradisi Ibrahimik: Islam, Kristen, dan Yahudi.

Dalam konteks geopolitik, Kubah Sakhrah memiliki nilai strategis dan simbolik yang tinggi. Ia telah menjadi pusat perhatian dalam konflik Palestina-Israel, di mana situs ini seringkali menjadi titik sensitif dalam ketegangan antaragama dan antarpemerintahan. Namun justru karena posisinya yang sentral, ia juga menjadi simbol harapan akan perdamaian. Banyak tokoh lintas agama yang memimpikan Yerusalem sebagai kota damai yang bisa menjadi model hidup berdampingan.

Di balik keindahannya, Kubah Sakhrah juga mengajarkan nilai spiritual mendalam: tentang perjalanan manusia menuju Tuhan, sebagaimana diisyaratkan dalam peristiwa Isra’ Mi’raj. Batu Sakhrah bukan sekadar peninggalan sejarah, melainkan saksi bisu dari peristiwa agung yang menyatukan dimensi bumi dan langit. Pesan spiritual ini relevan hingga kini, di tengah dunia yang dilanda krisis moral dan spiritual.

Kubah Sakhrah bukan hanya simbol arsitektur Islam, tetapi juga simbol kemanusiaan yang menantang kita untuk melihat sejarah secara utuh, menghargai keragaman, dan membangun masa depan bersama dalam damai. Rahasianya bukan semata pada batu atau kubahnya, tetapi pada makna yang dibawanya bagi dunia. (Adm-01A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *