Perubahan Iklim ModernPerubahan Iklim Modern

bspradiopekalongan.com –

Cuaca panas beberapa hari belakangan yang melanda beberapa kota di Indonesia mupun diseluruh dunia dapat kita rasakan merupakan perubahan iklim dampak dari pemanasan global.

Para ilmuwan dengan kemajuan teknologi saat ini memperingatkan, bahwa perubahan suhu dapat mengubah Bumi menjadi lingkungan yang tidak bersahabat.

Masa depan dalam penelitian

Sebuah penelitian baru menunjukkan, bahwa suhu planet ini dapat mencapai 70 derajat Celcius (158 derajat Fahrenheit).

Pernelitian tersebut memperingatkan pemanasan global yang ekstrem kemungkinan besar akan menghapus semua mamalia, termasuk manusia, dari muka bumi dalam 250 juta tahun. Bahkan, Planet ini akan memanas sedemikian rupa sehingga banyak mamalia tidak dapat bertahan hidup, dan banyak benua di bumi akan bergabung membentuk satu benua super yang sangat panas, kering, dan tidak dapat dihuni.

Model iklim pertama yang dibuat oleh superkomputer adalah sumber proyeksi apokaliptik ini.

Mereka (para ilmuan) memperkirakan, kondisi demikan jika benar terjadi akan menyebababkan gunung berapi meletus, pergerakan tektonik akan melepaskan banyak karbon dioksida (CO2) ke udara, membuat matahari menjadi lebih terang.

Dr. Alexander Fransworth dari Universitas Bristol menyatakan: Superbenua yang baru akan muncul secara efektif menciptakan tiga dampak buruk, yang terdiri dari efek kontinental, matahari yang lebih panas, dan lebih banyak CO2 di atmosfer, yang meningkatkan panas di sebagian besar planet ini.

Pada akhirnya, suhu yang berkisar antara 40 sampai 50 derajat celcius atau suhu ekstrim dengan kelembabapan tinggi membuat lingkungan menjadi tidak bersahabat dengan makanan dan air bagi penduduk bumi.

Para peneliti percaya bahwa pada saat terbentuknya Pangea Ultima, tingkat CO2 dapat meningkat dari sekitar 400 bagian per juta (ppm) saat ini menjadi lebih dari 600 ppm. Bisa jadi hal bahaya bagi manusia bersama dengan banyak spesies lainnya, akan mati karena ketidakmampuan mereka melepaskan panas melalui keringat, sehingga mendinginkan tubuh mereka.

Profesor Benjamin Mills memproyeksikan tingkat CO2 di masa depan untuk penelitian ini, memperingatkan, “jika tidak, kita akan melihat angka-angka tersebut jauh lebih cepat. Tim ilmuwan internasional ini melakukan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience.

Meskipun kita memperkirakan planet ini tidak dapat dihuni dalam 250 juta tahun mendatang, saat ini kita sudah mengalami panas ekstrem yang merugikan kesehatan manusia. Dr Eunice Lo dari Universitas Bristolmenyatakan: Sangat penting untuk tidak melupakan krisis iklim saat ini, yang merupakan akibat dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh manusia.

Sebagian besar planet ini mungkin menghadapi suhu antara 40 dan 70 derajat Celcius karena matahari juga diperkirakan akan memancarkan radiasi sekitar 2,5% lebih banyak dan benua super ini terletak terutama di wilayah tropis yang panas dan lembab dan Tingkat karbon dioksida dapat meningkat dua kali lipat dari jumlah saat ini.

Selain itu, penelitian ini menyoroti bahwa, tergantung pada apakah benua tersebut tersebar, seperti yang kita alami saat ini, atau dalam satu benua super besar, dunia yang berada dalam zona layak huni di tata surya mungkin bukan yang paling ramah bagi manusia.

Menjadi penting kita untuk mengetahui perkembangan perubahan iklim di era modern untuk keberlangsungan hidup kita dinunia dengan masa depan yang sangat menyeramkan. (VIN/Adm-A01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *