Masjid Samudera Pasai: Sebuah Peninggalan Peradaban Islam di IndonesiaMasjid Samudera Pasai: Sebuah Peninggalan Peradaban Islam di Indonesia

bspradiopekalongan.com, PERADABAN – Masjid bukan hanya tempat ibadah umat Islam, tetapi juga pusat perkembangan kebudayaan, pendidikan, dan peradaban. Di Indonesia, banyak masjid kuno menjadi saksi bisu penyebaran Islam sejak masa awal kedatangannya. Salah satu masjid yang memiliki nilai sejarah tinggi adalah Masjid Samudera Pasai, yang terletak di Aceh, kawasan utara Pulau Sumatra. Masjid ini bukan hanya simbol keagamaan, tetapi juga warisan penting dari peradaban Islam pertama yang berkembang di nusantara melalui Kerajaan Samudera Pasai.

Sejarah Singkat Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai berdiri pada abad ke-13 dan dikenal sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia. Didirikan oleh Sultan Malik al-Saleh, kerajaan ini menjadi pusat penyebaran agama Islam di Asia Tenggara, serta memainkan peran penting dalam perdagangan internasional. Letaknya yang strategis di pesisir utara Sumatra menjadikan Samudera Pasai sebagai pelabuhan penting bagi pedagang dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok.

Dalam konteks itulah Masjid Samudera Pasai dibangun. Meskipun bangunan aslinya sudah tidak berdiri secara utuh, situs dan jejak arkeologinya tetap menyimpan nilai historis yang tinggi. Kompleks masjid ini juga berdampingan dengan makam-makam sultan dan tokoh-tokoh penting kerajaan, termasuk makam Sultan Malik al-Saleh.

Arsitektur dan Nilai Simbolik

Gaya arsitektur Masjid Samudera Pasai mengandung unsur-unsur khas Islam awal yang bercampur dengan budaya lokal. Bangunannya sederhana, didominasi material alami seperti batu dan kayu, mencerminkan kehidupan masyarakat pesisir saat itu. Tidak seperti masjid besar bergaya Timur Tengah yang memiliki kubah dan menara tinggi, masjid ini mencerminkan kesederhanaan dan fungsionalitas.

Keunikan lain adalah kehadiran batu nisan khas Gujarat dan Persia yang menghiasi kompleks pemakaman di sekitar masjid. Ini menunjukkan adanya hubungan budaya dan perdagangan yang erat antara Kerajaan Samudera Pasai dan dunia Islam internasional. Masjid ini tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga pusat pembelajaran agama dan interaksi antarbudaya.

Peran dalam Perkembangan Islam

Masjid Samudera Pasai memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di nusantara. Melalui masjid ini, ajaran Islam disampaikan oleh para ulama, baik lokal maupun dari luar negeri. Bahasa Arab mulai dikenal di kalangan masyarakat, dan kitab-kitab Islam dibaca serta diajarkan. Dari sinilah Islam mulai menyebar ke daerah-daerah lain seperti Sumatra Barat, Jawa, dan Kalimantan.

Masjid ini menjadi titik awal dari proses Islamisasi yang bersifat damai dan akomodatif terhadap budaya lokal. Islam masuk ke Indonesia bukan melalui penaklukan, tetapi melalui perdagangan, pernikahan, dan pendidikan—dan masjid memainkan peran sentral dalam proses tersebut.

Pelestarian dan Nilai Budaya

Saat ini, Masjid Samudera Pasai dan situs sejarah di sekitarnya telah dijadikan objek penelitian, pelestarian budaya, dan destinasi wisata sejarah. Pemerintah daerah dan para sejarawan terus berupaya menjaga warisan ini agar tetap dikenal oleh generasi muda sebagai bagian penting dari jati diri bangsa Indonesia.

Masjid Samudera Pasai bukan hanya bangunan tua, melainkan lambang awal mula masuknya Islam di Indonesia dan bukti nyata bahwa Islam di nusantara telah tumbuh dalam suasana yang penuh toleransi dan kedamaian. Melestarikan masjid ini berarti menghargai sejarah, memperkuat identitas Islam Indonesia, dan mengenang salah satu tonggak peradaban terbesar dalam sejarah bangsa. (Adm-02A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *