bspradiopekalongan.com, MASJID – Masjid Saka Tunggal Cikakak merupakan salah satu masjid bersejarah yang terletak di Desa Cikakak, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Masjid ini tidak hanya dikenal sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol kebudayaan dan sejarah Islam di Indonesia. Keunikan masjid ini terletak pada arsitektur dan keberadaannya yang menyimpan banyak nilai sejarah, menjadikannya salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan.
Masjid Saka Tunggal Cikakak adalah bukti penting dari sejarah Islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Arsitektur yang unik dan tiang utama yang menjadi simbol keteguhan dan keutuhan umat Islam membuat masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai simbol budaya yang kaya akan nilai sejarah. Sebagai warisan budaya, masjid ini harus terus dilestarikan agar dapat menginspirasi generasi mendatang dan menjadi tempat yang memberikan kedamaian serta keberkahan bagi masyarakat sekitar.
Sejarah Masjid Saka Tunggal Cikakak
Masjid Saka Tunggal Cikakak memiliki sejarah yang panjang. Masjid ini pertama kali dibangun pada abad ke-15, pada masa pemerintahan Sultan Demak, yang dikenal sebagai salah satu kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Berdasarkan cerita lisan dan catatan sejarah yang ada, masjid ini didirikan oleh Walisongo, terutama Sunan Kalijaga, yang memiliki pengaruh besar dalam penyebaran Islam di Jawa.
Nama “Saka Tunggal” sendiri merujuk pada salah satu tiang utama masjid yang terbuat dari kayu jati. Tiang ini dikenal dengan nama “Saka Tunggal” karena hanya ada satu tiang besar yang menyangga bagian utama bangunan masjid, yang menjadi simbol kekuatan dan kesatuan dalam Islam.
Keunikan Arsitektur
Arsitektur Masjid Saka Tunggal Cikakak sangat khas dan menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Bangunan masjid ini mengadopsi gaya arsitektur tradisional Jawa dengan ciri khas atap joglo yang melengkung dan terbuat dari kayu. Namun, yang paling menonjol adalah adanya satu tiang utama yang berdiri tegak di tengah ruang utama masjid. Tiang ini terbuat dari kayu jati yang besar, yang diyakini berusia ratusan tahun. Saka Tunggal tidak hanya berfungsi sebagai penyangga struktur bangunan, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam, yakni sebagai simbol keteguhan dan keutuhan umat Islam.
Masjid ini juga dilengkapi dengan ornamen-ornamen yang menggambarkan seni Islam yang sederhana, namun tetap indah dan mengesankan. Dinding-dinding masjid dihiasi dengan ukiran-ukiran yang terinspirasi dari alam sekitar, menciptakan suasana yang damai dan khusyuk bagi setiap jamaah yang beribadah.
Fungsi dan Peran Masjid dalam Masyarakat
Masjid Saka Tunggal Cikakak bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga memiliki peran penting dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat sekitar. Sebagai masjid yang bersejarah, masjid ini sering dijadikan sebagai tempat untuk mengadakan acara-acara keagamaan, seperti peringatan hari-hari besar Islam, pengajian, dan kegiatan sosial lainnya.
Selain itu, masjid ini juga menjadi pusat pendidikan agama bagi masyarakat sekitar. Banyak santri dan warga setempat yang datang untuk belajar agama dan memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran Islam. Hal ini menjadikan Masjid Saka Tunggal sebagai pusat peradaban Islam di kawasan tersebut.
Konservasi dan Pelestarian
Sebagai salah satu masjid bersejarah, pelestarian Masjid Saka Tunggal Cikakak sangat penting untuk dilakukan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah setempat dan masyarakat untuk menjaga kelestarian bangunan ini. Salah satunya adalah dengan melakukan perawatan rutin terhadap bangunan dan tiang utama Saka Tunggal yang sangat bernilai sejarah tersebut. Selain itu, kegiatan edukasi dan sosialisasi tentang sejarah masjid ini juga terus dilakukan agar generasi muda dapat mengenal dan menjaga warisan budaya ini. (Adm-01A)