Hadiri konferensi cabang (Konfercab) Ke-XVII PCNU Kota Pekalongan, pada, Minggu (15/01/2023) di Gedung Aswaja Kota Pekalongan. Salahudin Wakil Walikota yang menjabat pelaksana tugas harian (Plh) Walikota karena sedang menjalankan ibadah umroh ketanah suci menegaskan agar sinergitas pemeeintah dengan NU sebagai organisasi ulama atau kiyai harus semakit erat untuk menguris warga masyarakat.
Dalam Konfercab Ke-XVII PCNU Kota Pekalongan tersebut, Plh Walikota hadir untuk sambitan selamat datang kepada Ketum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf beserta rombongnya dari PBNU dan PWNU serta pengurus NU se-Kota Pekalongan.
Menurut Plh Walikota Pekalongan, Salahudin menjelaskan. Orang luar daerah sering beranggapan kalo Kota Pekalongan berjuluk Kota Santri, padahal Kota Santri adalah sebutan bagi Kabupaten Pekalongan. Menanggapi hal tersebut dirinya menyebutkan, Kota Pekalongan lebih tepatnya adalah Kota Kiai karena banyaknya Ulama, Habaib dan Kiai di Kota Batik tersebut.
Menurut Salahudin, meski Kota Pekalongan telah dikenal dan mendapat perdikat dari Unesco sebagai Kota Batik. Namun perlu untuk disematkan Kota Kitab, karena banyaknya jumlah Pondok Pesantren, Santri Masyayikh dan Kiai yang ada di masing-masing kelurahan. Harapnya akan ada kampung kiai, yang disematkan oleh Pemerintah Kota Pekalongan.
Lebih lanjut Salahudin mengucapkan terima kasih kepada jajaran Ketum PBNU beserta rombongan dan PWNU yang hadir di Kota Pekalongan. Harapanya dengan banyaknya kegiatan keagamaan yang dilakukan di Kota Batik tersebut, dapat berdampak bagi masyarakat paling tidak membawa keberkahan. (Adm-G01)