Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan kembali menggelar Rembug Stunting, pada Senin, (26/06/2023) di Ruang Jlamprang Setda Kota Pekalongan sebagai komitmen dalam menurunkan angka stunting.
Melibatkan jajaran Pemkot Pekalongan, Forkopimda, dan stakeholder terkait dalam kegiatan Rembug Stunting tersebut dilakukan dengan menandatangani komitmen bersama penurunan angka stunting.
Wali Kota Pekalongan, A Afzan Arslan Djunaid menjelaskan.Berbagai program dilakukan untuk mendorong percepatan penurunan stunting di Kota Pekalongan, seperti program Bapak Asuh dan lainya. Namun kali ini faktor pencegahan sebelum terjadinya stunting harus dilakukan agar angka stunting tidak bertambah.
Penurunan stunting penting dilakukan untuk pasangan calon pengantin diberi pembinaan di BP4 dan penting memeriksakan kesehatannya. Selain itu, program nginceng wong meteng (ibu hamil) serta pemeriksaan gratis di puskesmas untuk ibu hamil juga dilakukan. Ibu hamil penting memeriksakan kesehatannya minimal empat kali, ketika periksa tentunya akan mengetahui kondisi janin dan mendapatkan vitamin.
Dijelaskan bahwa data Dinkes menunjukan ada 1.224 balita stunting atau sebesar 6,64 persen. Makanya pemkot terus terapkan prioritas percepatan penurunan stunting di 10 kelurahan agar seluruh pihak terlibat dalam mengawal program penurunan stunting dan kemiskinan.
Kepala Dinsos P2KB Kota Pekalongan, Yos Rosyidi menambahkan. Kegiatan rembug yang dihelat dinsos hari ini melibatkan jajaran pemkot, OPD, forkopimda, stakeholder terkait, instansi swasta, duta genre, forum anak, dan sebagainya untuk mempercepat penurunan stunting. Karena percepatan penurunan stunting dengan supervisi pendekatan unit sektor sehingga mulai dari wakil kepala daerah sampai bawahannya membuat perencanaan pencegahan strategis penurunan stunting.
Angka stunting di Kota Pekalongan tahun 2021 yakni 21,6 persen, tahun 2022 23,1 persen. Padahal kondisi yang diharapkan dari target nasional permukaan provinsi 17,44 persen tahun 2022 dan tahun 2023 sebesar 14,92 persen, kemudian tahun 2024 sebesar 12 persen. Sehingga perlu upaya kerja keras untuk memenuhi target ini. Hal efektif yakni dilakukan pencegahan pada remaja, ibu hamil, dan bayi pada seribu hari pertama kehidupan. (Adm-02)