Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar : Pemimpin Kiai-kiai NURais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar : Pemimpin Kiai-kiai NU

bspradiopekalongan.com, Untold Story – Beliau KH Miftahul Akhyar memang berbeda dari para Rais Am sebelumnya. Biasanya para kiai yang menduduki jabatan ini sudah usia sepuh, sehingga aktifitas beliau-beliau tidak terlalu padat. Kiai Miftah dipilih sejak menjadi Wakil Rais Am 2015 di usia yang relatif muda dibanding para kiai sepuh lain, seperti Kiai Ilyas Ruhiyat, Kiai Sahal Mahfudz dan lainnya. Di samping itu, sejak muda Kiai Miftah sering ceramah pengajian. Mobilitas beliau cukup tinggi.

Beliau bukan kiai biasa. Secara trah nasab Beliau adalah putra Kiai Abdul Ghani yang asli dari Madura. Sudah jamak diketahui bahwa kiai-kiai Madura adalah keturunan Sunan Cendana dan bersambung ke Sunan Ampel. Mertua Beliau adalah Kiai Masduqi Lasem, Jawa Tengah.

Sisi keilmuan Beliau sangat luar biasa, sebagaimana disaksikan oleh para Kiai ter,masuk KH Ma’ruf Khozin dalam tulisanya selama 10 tahun di Bahtsul Masail, Kiai Miftah selalu hadir dan menginap di lokasi Bahtsul Masail hingga penutupan. Kiai-kiai lain biasanya cuma pembukaan dan jarang yang ikut sesi pentashihan. Saya tahu betul kealiman Beliau dan kehati-hatian dalam merumuskan masalah hukum. Demikian pula referensi bacaan kitabnya. Saya masih ingat di tahun 2007, saat masih pakai komputer justru Kiai Miftah sudah melipat kitab-kitab dalam laptop.

Jenjang Beliau di NU tidak ujug-ujug. Tapi mulai dari tingkat Kota Surabaya. Tahun 2000 Beliau menjadi Rais Syuriah PCNU Surabaya . Berlanjut 2007 diangkat menjadi Rais Syuriah PWNU Jatim. Dan pada Muktamar Jombang, ketika Ahlul Halli Wal Aqdi (di dalamnya ada KH Maimun Zubair), maka KH Ma’ruf Amin terpilih setelah Kiai Musthofa Bishri mengundurkan diri. Kiai Ma’ruf Amin mengutus perwakilan agar Kiai Miftah berkenan menjadi Wakil Rais Am, tapi beliau menolak. Hingga Kiai Miftah tidak bisa menghindar saat Kiai Ma’ruf Amin juga akan mundur dari jabatan Rais Am jika Kiai Miftah tidak berkenan menjadi wakilnya.

Menurut KH Maruf Khozin, dirinya belum menjumpai sosok yang lebih baik dari kalangan orang-orang belakangan sekarang ini. Saya tidak mau mempertaruhkan pilihan menjadi makmum di NU dengan sosok-sosok penghujat sebagai pengganti Beliau, meski saya tidak akan membalas hujatan mereka pada Rais Am dalam urusan perdebatan nasab.

Kiai Miftah Pimpinan Kiai-kiai NU

Terpilihnya Kiai Miftah menjadi Rais Am PBNU, merupakan jabatan puncak dalam Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Rais Am PBNU adalah jabatan kepemimpinan tertinggi di PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama). Orang yang menjabat posisi ini adalah tokoh yang memiliki otoritas dalam mengambil keputusan strategis bagi NU secara keseluruhan. Rais Am PBNU memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga dan mengembangkan visi, misi, serta nilai-nilai NU, yang mencakup aspek keagamaan, sosial, dan politik.

Pemilihanya dilakukan melalui proses musyawarah internal di tingkat tertinggi NU. Para ulama, kiai, dan pemimpin dari berbagai level organisasi NU berpartisipasi dalam proses ini untuk memilih tokoh yang dianggap paling layak dan mumpuni untuk memimpin NU dalam periode tertentu.

Tanggung jawab utama Rais Am PBNU meliputi:

  • Mempimpin rapat-rapat dan musyawarah PBNU untuk membuat keputusan strategis.
  • Mewakili NU dalam berbagai forum nasional dan internasional.
  • Menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah, lembaga lain, dan masyarakat umum.
  • Memfasilitasi dan mengoordinasikan kegiatan NU di seluruh Indonesia.
  • Memberikan panduan keagamaan dan moral bagi anggota NU serta masyarakat luas. (Adm-02A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *