bspradiopekalongan.com, AKHLAK – Gotong royong adalah salah satu nilai luhur yang menjadi akar budaya masyarakat Nusantara sejak zaman dahulu. Konsep ini bukan sekadar kerja sama, melainkan sebuah tradisi yang mengikat komunitas dalam kebersamaan, saling membantu, dan menjaga keharmonisan sosial. Dalam kehidupan sehari-hari, gotong royong mencerminkan semangat kolektivitas yang sangat kuat dan menjadi fondasi utama dalam membangun dan memelihara hubungan sosial antarwarga.
Makna Gotong Royong
Secara harfiah, “gotong royong” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “mengangkat bersama-sama”. Namun, pengertian gotong royong dalam konteks budaya Indonesia jauh lebih dalam. Gotong royong melibatkan partisipasi aktif seluruh anggota masyarakat dalam melakukan suatu pekerjaan demi kepentingan bersama, tanpa mengharapkan imbalan materi secara langsung. Nilai ini mencerminkan solidaritas, rasa tanggung jawab sosial, dan kepedulian antar sesama.
Gotong royong bukan hanya aktivitas fisik, seperti membersihkan lingkungan, membangun rumah, atau bertani bersama, tetapi juga mencakup berbagai bentuk kerja sama lain, misalnya dalam menjaga keamanan kampung, menyelenggarakan acara adat, hingga membantu tetangga yang sedang kesusahan.
Sejarah dan Perkembangan Gotong Royong di Nusantara
Konsep gotong royong sudah ada sejak masyarakat agraris di Nusantara mulai menetap dan membentuk komunitas. Dalam kehidupan desa tradisional, gotong royong menjadi kebutuhan utama untuk menyelesaikan pekerjaan yang sulit jika dikerjakan sendiri, seperti membajak sawah, panen padi, membangun rumah adat, hingga mengadakan upacara adat.
Kebiasaan ini kemudian menjadi bagian dari sistem sosial yang terstruktur. Di beberapa daerah, seperti Jawa, Bali, dan Sumatra, gotong royong dilakukan melalui kegiatan seperti kerja bakti, siskamling (sistem keamanan lingkungan), dan arisan yang menjadi bentuk gotong royong sosial dan ekonomi.
Nilai gotong royong juga tercermin dalam falsafah hidup masyarakat Indonesia yang menekankan pentingnya keharmonisan, kebersamaan, dan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah bersama.
Gotong Royong sebagai Pondasi Kehidupan Sosial
Dalam kehidupan modern yang semakin individualistis, semangat gotong royong tetap menjadi kekuatan yang menyatukan masyarakat. Banyak contoh gotong royong yang terus lestari, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan hingga membantu korban bencana alam.
Gotong royong juga menjadi dasar dalam berbagai program pembangunan di tingkat desa. Pemerintah sering mengandalkan partisipasi warga secara gotong royong untuk membangun infrastruktur sederhana, seperti jalan desa, jembatan kecil, dan fasilitas umum lainnya.
Selain itu, gotong royong mendorong terciptanya solidaritas sosial yang kuat. Ketika seseorang mengalami kesulitan, tetangga dan warga lain secara spontan membantu tanpa diminta. Semangat ini memperkuat ikatan sosial dan menjaga keutuhan komunitas.
Tantangan dan Upaya Pelestarian
Di era modern, gotong royong menghadapi tantangan serius, terutama karena perubahan gaya hidup yang semakin individualistis dan serba digital. Masyarakat yang sibuk dengan urusan pribadi dan teknologi cenderung kurang aktif berpartisipasi dalam kegiatan bersama.
Namun, pemerintah dan berbagai organisasi masyarakat terus berupaya melestarikan nilai gotong royong melalui pendidikan, sosialisasi, dan pelibatan masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial dan pembangunan.
Penting juga bagi generasi muda untuk memahami dan mengamalkan nilai gotong royong agar budaya ini tidak hilang ditelan zaman. Penguatan pendidikan karakter di sekolah dan keterlibatan keluarga dalam menanamkan semangat kebersamaan menjadi kunci keberlanjutan budaya ini.
Gotong royong adalah akar budaya Nusantara yang telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Nilai ini mengajarkan pentingnya kebersamaan, kepedulian, dan tanggung jawab sosial yang menjadi pondasi keharmonisan hidup bermasyarakat. Di tengah tantangan perubahan zaman, gotong royong harus terus dipertahankan dan dikembangkan agar budaya luhur ini tetap menjadi perekat persatuan bangsa Indonesia. (Adm-01A)
