Bahaya Ghibah: Mengungkapkan Aib Orang Lain Tanpa HakBahaya Ghibah: Mengungkapkan Aib Orang Lain Tanpa Hak

bspradiopekalongan.com, AKHLAK – Ghibah, dalam bahasa Arab, berarti membicarakan seseorang di belakangnya mengenai hal-hal yang tidak disukainya. Dalam konteks Islam, ghibah merupakan tindakan mengungkapkan aib atau kekurangan orang lain yang seharusnya tidak diketahui oleh publik. Walaupun mungkin terdengar sepele, ghibah memiliki dampak yang sangat besar, baik bagi individu yang menjadi objek pembicaraan maupun bagi pelakunya sendiri.

Ghibah adalah salah satu dosa besar dalam Islam yang dapat merusak hubungan antar individu dan mengurangi pahala. Sebagai umat yang beriman, kita harus selalu menjaga lisan dan menghindari membicarakan aib orang lain tanpa alasan yang dibenarkan. Menjaga lisan dan berbicara dengan penuh kebijaksanaan adalah salah satu langkah penting untuk meraih hidup yang penuh berkah dan menghindari bahaya ghibah.

Konsep Ghibah dalam Islam

Dalam ajaran Islam, ghibah dianggap sebagai dosa besar. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan bahwa ghibah adalah seperti memakan daging tubuh saudaranya sendiri. Dalam Al-Qur’an, Allah juga menegaskan bahwa ghibah adalah tindakan yang sangat tercela. Allah berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 12:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ۝١٢

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari keburukan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjingkan sebagian yang lain. Adakah salah seorang di antara kalian yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kalian merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”

Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullah Saw juga telah menjelaskan akan bahaya Ghibah. Diriwayatkan, pada zaman Rasulullah SAW bila ada orang yang berbuat ghibah, maka siksanya langsung diperlihatkan, sebagaimana yang terjadi pada dua orang wanita yang diperintah olehnya untuk memuntahkan darah kental dari mulutnya setelah menggunjing saudaranya.

Hadits dan ayat ini menggambarkan betapa buruknya ghibah. Dalam pandangan Islam, membicarakan aib orang lain tanpa alasan yang dibenarkan, seperti untuk memberikan nasihat atau meluruskan masalah, adalah tindakan yang sangat tercela.

Bahaya Ghibah bagi Pelaku

Ghibah tidak hanya merugikan orang yang dibicarakan, tetapi juga berdampak buruk bagi pelaku. Beberapa bahaya ghibah bagi pelaku antara lain:

  1. Mengurangi Pahala
    Setiap perkataan yang keluar dari mulut seseorang dihitung sebagai amal. Jika perkataan tersebut berupa ghibah, maka pahala amalnya akan berkurang, bahkan bisa hilang sama sekali. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Siapa yang menggunjingkan saudaranya, maka dia akan kehilangan kebaikannya.” Jadi, ghibah dapat mengurangi amal baik yang telah dilakukan.
  2. Merusak Hubungan Sosial
    Ghibah dapat merusak hubungan antara sesama manusia. Jika seseorang tahu bahwa ia sedang dibicarakan di belakangnya, ia akan merasa sakit hati, kecewa, dan mungkin akan membalas dengan kebencian. Ini dapat menyebabkan perpecahan dalam persaudaraan dan merusak kepercayaan antar individu.
  3. Dosa yang Terus Mengalir
    Ghibah yang dilakukan tanpa meminta maaf kepada orang yang dibicarakan akan menjadi dosa yang terus mengalir. Artinya, jika seseorang menggunjingkan orang lain dan orang yang digunjingkan tidak tahu, maka dosa tersebut akan terus ada hingga orang yang digunjingkan itu memaafkan. Bahkan jika orang tersebut sudah meninggal, dosa ghibah tetap akan menjadi tanggung jawab si pelaku.

Bahaya Ghibah bagi Korban

Ghibah tidak hanya merugikan pelaku, tetapi juga sangat merugikan korban. Beberapa bahaya ghibah bagi korban antara lain:

  1. Mencemarkan Nama Baik
    Ghibah yang menyebarkan aib orang lain dapat merusak reputasi dan martabat seseorang. Orang yang dibicarakan akan merasa dihina, dan ini bisa menyebabkan citra dirinya hancur di mata masyarakat.
  2. Menyebabkan Trauma Emosional
    Ketika seseorang tahu bahwa ia dibicarakan dengan cara yang buruk, bisa timbul rasa sakit hati yang mendalam. Hal ini dapat menyebabkan korban merasa terhina, kehilangan rasa percaya diri, atau bahkan mengalami depresi.
  3. Menghambat Proses Taubat
    Jika orang yang digunjingkan merasa tidak bersalah atas apa yang dibicarakan, ia bisa merasa terhina dan tidak dapat memaafkan pelaku. Hal ini bisa menghambat proses taubat dan memutuskan hubungan yang ada.

Menjauhi Ghibah

Untuk menghindari bahaya ghibah, penting bagi kita untuk selalu menjaga lisan dan berbicara dengan bijak. Kita harus memikirkan terlebih dahulu apakah suatu pembicaraan tentang orang lain benar-benar diperlukan dan bermanfaat. Selain itu, jika kita merasa tergoda untuk menggunjing orang lain, lebih baik mengalihkan pembicaraan atau diam.

Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita untuk menjaga lisan dan hanya berbicara yang baik. Dalam haditsnya, beliau bersabda: “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). (Adm-01A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *