Pondok Raudlotut Tholibin Leteh Rembang Hadir Atas Kebutuhan MasyarakatPondok Raudlotut Tholibin Leteh Rembang Hadir Atas Kebutuhan Masyarakat

bspradiopekalongan.com, PESANTREN – Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin adalah salah satu pondok pesantren yang terkenal di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pondok pesantren ini memiliki sejarah panjang dan kontribusi besar dalam dunia pendidikan Islam, terutama di wilayah Rembang dan sekitarnya karena dedikasinya dalam mendidik generasi muda dengan ilmu agama serta akhlak yang baik, sesuai dengan tradisi pesantren yang telah ada sejak berabad-abad lamanya.

Keberadaanya di Kabupaten Rembang membuat pesantren ini menarik hati masyarakat, karena Rembang sendiri adalah sebuah kota di pantai utara Jawa. Kota ini menjadi populer karena di sinilah emansipasi perempuan dimulai oleh RA Kartini. Namun, di samping terkenal sebagai cikal bakal gerakan emansipasi perempuan, sebenarnya kota ini sarat dengan nilal-nilai religius. Meski bukan menjadi satu-satunya barometer religiusitas, beberapa pondok pesantren yang tumbuh dan berkembang di sana menjadi isyarat bahwa kota ini pernah menjadi pusat pengembangan Islam.

Berdirinya Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin

Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin didirikan pada tahun 1945 oleh seorang ulama besar, KH. Abdul Ghoni. Beliau adalah sosok yang sangat dihormati di Rembang dan sekitarnya, dan berperan besar dalam pengembangan pendidikan agama di wilayah tersebut. Nama “Raudlotut Tholibin” sendiri diambil dari bahasa Arab yang berarti “Taman Ilmu bagi Para Pencari Ilmu.”

Pada awal berdirinya, pesantren ini tidak memiliki fasilitas yang lengkap seperti sekarang. Namun, dengan semangat dan tekad yang kuat, KH. Abdul Ghoni mendirikan pondok ini untuk menjadi tempat menimba ilmu agama bagi generasi muda. Fokus utama pesantren ini adalah mengajarkan kitab kuning, seperti fiqih, tafsir, hadits, dan ilmu agama lainnya.

Berdirinya Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin

Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin atau juga dikenal dengan Pondok Leteh nisbat kepada kampung Leteh, merupakan salah satu pesantren yang ada di Rembang. Kegiatan mengaji di kampung Leteh, Rembang ini – tepatnya di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin – dimulai sekitar tahun 1950-an oleh KH. Bisri Mustofa, ketika beliau menginjak usia relatif muda, sekitar 30 tahun mendirikan pesantren ini sebagai tempat untuk mengajarkan ilmu agama kepada generasi muda, dengan fokus pada pengajaran kitab kuning, fikih, tafsir, hadits, dan ilmu agama lainnya.

Pondok ini berawal dari sebuah tempat sederhana di desa yang menjadi tempat tinggal para santri, di mana mereka tidak hanya diajarkan ilmu agama tetapi juga diajarkan akhlak yang baik serta pentingnya menjaga adab dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya, pondok pesantren ini hanya memiliki sedikit santri, namun seiring berjalannya waktu, jumlah santri semakin bertambah, dan pesantren ini berkembang menjadi pusat pendidikan yang lebih besar.

Sejarah Awal

Ponpes Raudlatut Talibin juga disebut sebagai kelanjutan dan pencabangan dari pesantren yang lebih tua di kampung Kasingan, tidak jauh dari Leteh, yang didirikan oleh KH.Cholil Harun. KH. Bisri Mustofa adalah salah satu menantu dari KH. Cholil Harun. Hingga pondok ini juga sering disebut dengan Pondok Kasingan.

Pondok Pesantren Kasingan sendiri berdiri sekitar tahun 1920-an yang didirikan oleh KH. Cholil Harun. Pada Zamannya, Pondok Pesantren Kasingan merupakan salah satu dari tiga pesantren yang sangat disegani dan dipandang sebagai Ma’had Aly (perguruan tinggi pesantren) dengan spesialisasi pada ilmu alat, seperti Nahwu (sintaksis Arab), Sharaf (morfologi Arab), Balaghah (stilistika). Dua pesantren lainnya adalah Pesantren Tremas, Pacitan yang diasuh oleh KH. Dimyati dan Pesantren Tebuireng yang diasuh oleh Hadrotus Syaikh Hasyim Asy’ari.

Pesantren Kasingan bubar akibat pendudukan Jepang pada tahun 1943. Sepeninggal KH. Cholil Harun, KH. Bisri Mustofa membangun surau (langgar) di Leteh di tanah waqaf dari ibu beliau. Karena ada beberapa santri yang ikut beliau, KH. Bisri Mustofa mulai mengajar santri-santri tersebut yang jumlahnya tidak lebih dari sepuluh orang. Seiring perjalanan waktu, pesantren KH. Bisri mengalami perkembangan. Pada tahun 80-an, jumlah santri yang tinggal di pesantren mencapai seribu santri.

Pesantren Rembang diberi nama Raudlatuth Tholibin dan diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan nama Taman Pelajar Islam. Motto pesantren ini adalah ta’allama al-‘ilm wa ‘allamahu al-naas (kurang lebih berarti: mempelajari ilmu dan mengajarkannya pada masyarakat).

Perkembangan Pondok dan Masyarakat

Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin berada di Desa Leteh, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah Lokasi Pondok Pesantren berada di antara rumah-rumah penduduk dan dekat dengan pusat pemerintahan kabupaten Rembang.

Sebelum mendirikan Pondok Pesantren, Bisri “muda” telah melanglang Indonesia, mondok dari satu pesantren ke pesantren yang lain. Obsesinya untuk mendirikan Pondok Pesantren setelah memiliki bekal ilmu agama yang cukup, dimotivasi oleh sebuah keinginan luhur yakni memberdayakan masyarakat setempat melalui pendidikan agama. Semboyan hidup yang selalu tertanam di sanubarinya ialah li’lai kalimatillah

KH. Bisri menikah dengan salah seorang putri pengasuh Pondok Pesantren Lasem Rembang. Dalam usia 63 tahun KH Bisri wafat, sehingga tongkat estafet kepemimpinan diturunkan kepada putra tertua, yakni KH. Cholil Bisri, dibantu KH Musthofa Bisri, seorang ulama sekaligus budayawan terkenal.

Pengelolaan Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin pada awalnya menganut sistem manajemen “tradisional” dengan figur sentral seorang kyai. Pada masa kepemimpinan KH Cholil Bisri dan KH Musthofa Bisri, manajemen Pondok Pesantren mengalami perkembangan, yaitu dengan didirikannya Yayasan “al-Ibriz” yang artinya penjelas.

Meskipun penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan ditangani oleh yayasan, namun keberadaan yayasan tersebut hanyalah sebuah organisasi pelaksana dari kepemimpinan kolektif.

KH. Cholil Bisri dan KH Musthofa Bisri, dalam arti kyai tetap merupakan figur sentral dalam pengambilan keputusan.

Organisasi Pondok

Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan kepengurusan Pondok Pesantren sehari-hari, terutama dalam mengasuh santri putri, pimpinan dibantu oleh para istri pimpinan pondok. Sementara untuk kegiatan penunjang santri, pengelolaannya diserahkan pada santri sendiri, mulai dari perencanaan sampai realisasi program. Pihak pimpinan hanya memberikan saran dan petunjuk setelah menerima laporan dari santri.

Pondok Pesantren Leteh Rembang, yang dikenal dengan nama Pondok Pesantren Raudlotut Tholibin Leteh, memiliki sejarah panjang dan kontribusi besar dalam dunia pendidikan Islam, terutama di wilayah Rembang dan sekitarnya. Di balik kesuksesan dan perkembangan pesantren ini, terdapat peran penting dari para tokoh ulama besar, di antaranya adalah Gus Yahya dan Gus Mus yang merupakan Ketua Umum PBNU Sekarang. (Adm-03A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *