Muhammadiyah melalui pengurusnya telah menetapkan hari raya Idul Adha 1444 H jatuh pada (28/06/2023), berbeda dengan hasil keputusan yang ditetapkan Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Agama. Sehingga sebagian warga masyarakat ada yang melaksanaan Sholat Ied dan penyembelihan hewan kurban pada saat itu, seperti halnya Sholad Idul Adha di Lapangan Pom Bensi Kradenan Kota Pekalongan yang digelar oleh pengurus Muhammadiyah setempat.
Meski berbeda pelaksanaan Idul Adha, namun kondisi tersebut tidak menjadi perpecahan dan permusuhan diantara masyarakat. Bahkan, menjadi momen toleransi dan menghargai perbedaan bagi puluhan anggota Banser Satkorkel Kradenan Satkoryon Pekalongan selatan yang turut menjaga dan mengamankan pelaksanaan Sholat Ied bersama aprat dari TNI dan Polri.
Kasatkorkel Kradenan, Casmulya mengaku sangat senang ketika diminta untuk menjaga dan mengamankan pelaksanaan Sholat Idul Adha oleh pengurus Muhammadiyah setempat. Sebab, baginya dan seluruh kader Banser menjaga perbedaan dan kerukunan umat beragama sudah menjadi tugas dan prinsip yang ditanamkan sejak pengkaderan diawal bergabung menjadi Banser.
Dijelaskan, adanya perbedaan bukan untuk dibesar-besarkan atau diperuncing dan dipermaslahkan. Namun menurutnya perlu dibina dan dikomunikasikan agar terwujud toleransi dan saling menghargai.Jangankan sesama umat Islam yang menjalankan keyakinanya, untuk yang tidak seagama pun ketika meminta bantuan tentu akan membantunya asalakan tidak dilarangan Negara.
Sementara itu, Ahmad Ilyas yang merupakan Ketua GP Ansor Kradenan menambahkan. Kegiatan Pengaman yang dilakukan oleh Banser tersebut sudah dilaporkan dan atas petunjuk pimpinanya di PAC Gp Ansor Pekalongan Sealtan. Karena memang, hal ini kali pertama diminta untuk melakukan tugas pengamanan Sholat Idul Adha dari pengurus Muhammadiyah setempat. Namun dikesempatan mendatang, jika diminta lagi pihaknya telah siap untuk mewujudkan toleransi dan saling menghargai perbedaan yang ada. (Adm-01A)