bspradiopekalongan.com, Religi – Sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam mengetahui dan memahami sifat wajib Allah yang berjumlah 20 sebagai konsekuensi insan beriman melalui ilmu tersebdiri yang disebut Ilmu Aqidah (Tauhid). Yaituh hal yang penting yang harus dipelajari setiap muslim. Ilmu aqidah harus dipelajari terlebih dahulu sebelum kita mempelajari yang lain seperti ilmu fiqh (fiqh ibadah seperti wudhu, sholat, puasa,dll), ilmu akhlak, dan sebagainya.
Diwajibkan atas setiap mukallaf (baligh, berakal, dan menerima informasi tentang Islam) untuk mempelajari ilmu agama yang ia butuhkan seperti masalah aqidah (keyakinan), sholat, puasa, zakat, haji, dan lain – lain. Allah SWT berfirman . (QS. Azzumar : 9) : Artinya : ”Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?. Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.
Dalam hadits disebutkan: Artinya : ”Menuntut ilmu agama (yang pokok/dlaruri) adalah wajib bagi setiap muslim (laki-laki dan perempuan)” (H.R. Al Bayhaqi).
Di dalam kitab Miftah Assa’adah Wa Mishbah Assiyadah menyebutkan bahwa pemimpin Ahlussunnah Waljamaah dalam ilmu Aqidah ada dua ulama, yaitu Imam Abu Hasan Al Asy’ary Al-Bashri dan Imam Abu Mansur Muhammad bin Mummad bin Mahmud Al-Maturidi. Kedua ulama ini telah menuliskan pembelajaran aqidah Ahlussunah Waljamaah yang menjadi referensi ulama terdahulu (Salaf) dan sekarang (Khalaf).
Makna 20 Sifat Wajib Allah Swt
Sifat Allah itu banyak (tidak terhitung). Ulama ahlussunah waljamaah menulis 20 sifat wajib (artinya harus ada) pada Allah (Tuhan). Jika tidak memiliki sifat itu, berarti dia bukan Tuhan. Kita memahami dan meyakini 20 sifat tersebut agar tidak tersesat. Setelah itu kita bisa mempelajari sifat Allah SWT yang lain dalam Asma’ul Husna (99 nama Allah SWT yang baik).
Ketiga belas sifat itu adalah : Wujud, Qidam , Baqo’, Mukhollafatuhu lil hawaadits, Qiyamuhu Binafsihi, Wahdaniyah, Qudrat, Iroodah, Ilmu, Hayaat, Sama’, Bashor, kalam. Selanjutnya sifat ke 14-20 merupakan bentuk subyektif/pelaku dari sifat ketigabelas sebelumnya, yaitu Qoodirun, Muriidan, ’Aalimun, Hayyun, Samii’un, Bashirun, dan Mutakallimun.
- Al-Wujud ( ada ): Allah itu wujud (ada). Mustahil (tidak mungkin) Allah itu ’adam (tidak ada). Wajib meyakini bahwa Allah itu ada. Sifat wujud ini sifat yang abadi. Allah ada tanpa permulaan, tanpa akhir, tanpa tempat. Allah SWT berfirman (QS. Ibrahim: 10): Artinya : “Tidak ada keraguan akan adanya Allah”.
- Al Qidam (terdahulu): Allah SWT itu qidam (terdahulu). Mustahil Allah SWT itu huduts (baru). Allah SWT sudah ada sebelum langit, bumi, tumbuhan, binatang, manuisa dan makhluk lainnya ada. Wajib meyakini bahwa tidak ada yang mendahului keberadaan Allah SWT. Allah SWT berfirman (QS. Al Hadiid [57] : 3): Artinya : ” Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhahir dan Yang Bathin [1]; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”. Catatan : Yang dimaksud dengan: Yang Awal ialah, yang telah ada sebelum segala sesuatu ada, Yang Akhir ialah yang tetap ada setelah segala sesuatu musnah, Yang Zhahir ialah, Yang nyata adanya karena banyak bukti- buktinya dan Yang Bathin ialah yang tak dapat digambarkan hikmat zat-Nya oleh akal.
- Al Baqo’ (kekal): Allah SWT itu baqo’ (kekal). Mustahil Allah SWT itu fana’ (binasa). Wajib meyakini bahwa Allah SWT itu kekal abadi, keberadaa-Nya tidak berakhir. Allah SWT berfirman (QS. Al Furqoon [25] : 58) : Artinya : ”Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya”.
- Al Mukhalafatu lil-hawadits (Tidak serupa dengan makhluk-Nya): Allah SWT itu berbeda dengan makhluk-Nya. Mustahil Allah SWT itu sama dengan makhluk-Nya. Allah SWT tidak serupa dengan apapun ciptaan-Nya (makhluk-Nya). Allah SWT berfirman (QS. Asy Syuuro [42] : 11): Artinya: “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat”.
- Al Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri dengan sendirinya): Allah SWT itu qiyamuhu binafsihi (berdiri dengan sendirinya). Mustahil Allah SWT itu iftiqoorullah (berhajat/butuh) pada makhluk-Nya. Allah SWT tidak membutuhkan sesuatu. Allah SWT tidak memerlukan makhluk-Nya untuk membuat Dia berada. Sebaliknya, makhluk-Nya lah yang berhajat/membutuhkan Allah SWT. Allah SWT berfirman (QS. Al Ankabuut [29] : 6): Artinya: ”…Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.
- Al Wahdaniyyah (Esa): Allah SWT itu wahdaniyyah (satu). Mustahil Allah itu banyak atau lebih dari satu. Wajib untuk meyakini bahwa Allah itu satu tanpa ada sekutu. Allah SWT adalah Maha pencipta dan tidak ada pencipta kecuali Allah SWT. Allah SWT itu satu (esa) maksudnya adalah Allah SWT tidak mempunyai sekutu. Allah SWT berfirman (QS. Al Mu’minuun [23] : 91 ): Artinya: “Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu”.
- Al Qudrat (Kuasa): Allah mempunyai sifat Maha Kuasa. Mustahil Allah itu lemah. Wajib meyakini bahwa Allah SWT itu bersifat Maha Kuasa, yang merupakan sifat abadi dan tidak berakhir. Allah SWT berkuasa untuk menciptakan sesuatu dan menghancurkan sesuatu. Allah SWT berfirman (QS.Al Baqoroh [2] : 20): Artinya: “Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu”.
- Al Iroodah (Berkehendak): Sifat Allah adalah Maha Berkehendak. Allah melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya. Mustahil Allah itu Karoohah (melakukan sesuatu dengan terpaksa). Wajib meyakini bahwa Allah SWT mempunyai sifat Maha Berkehendak. Allah SWT berfirman (QS. Huud [11] : 107): Artinya: ” Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki”.
- Al Ilmu (Mengetahui): Wajib meyakini bahwa Allah itu Maha Mengetahui. Mustahil Allah itu Jahal (bodoh). Tidak ada sesuatupun yang terlepas dari pengetahuan Allah. Allah SWT berfirman (QS. Al An’aam [6]: 59): Artinya: “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”.
- Al Hayat (Hidup): Wajib meyakini bahwa Allah mempunyai sifat Maha Hidup. Mustahil Allah itu Maut (mati). Maha suci Allah dari kematian. Allah SWT berfirman (QS. Al Furqoon [25] : 58): Artinya: ” Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati,…”.
- As-Sama’ (Mendengar): Allah bersifat Maha Mendengar. Mustahil Allah bersifat Shomam (Tuli). Wajib meyakini bahwa Allah SWT mempunyai sifat Maha Hidup. Allah Maha mendengar baik yang dekat maupun yang jauh. Allah SWT berfirman (QS. Al Baqoroh [2] : 256): Artinya: “Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
- Al Bashor (Melihat): Allah bersifat Maha Melihat. Mustahil Allah itu ’Amaa (Buta). Allah SWT Maha Melihat baik yang jauh dan yang dekat. Sifat Maha Melihat-Nya tidak berubah atau berkembang, karena sifat Allah itu abadi/kekal. Allah SWT berfirman (QS. Al Hujuurat [49] : 18): Artinya: ”Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”.
- Al Kalam (Berbicara): Allah bersifat kalam (Berbicara/Berkata-kata). Mustahil Allah itu Bakam (Bisu). Wajib meyakini bahwa Allah mempunyai sifat Kalam. Sifat kalam ini adalah sifat abadi milik Allah dimana Allah memberikan perintah, larangan, dan informasi. Al Qur’an adalah ekspresi Kalam Allah. Al Qur’an disebut kalam Allah karena Al Qur’an tidak dibuat oleh Nabi Muhammad SAW atau malaikat Jibril A.S. Allah SWT berfirman (QS. An Nisaa’ [4] : 164): Artinya: ” Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung”. Maksudnya, Allah SWT memberikan kemampuan kepada Nabi Musa A.S. untuk mendengarkan Kalam Allah.
- Qoodirun : Yang Memiliki sifat Qudrat.
- Muriidun: Yang Memiliki Sifat Iroodah
- ‘Aalimun: Yang Mempunyai Ilmu
- Hayyun: yang Hidup
- Samii’un: Yang Mendengar
- Bashiirun: Yang Melihat
- Mutakallimun: Yang Berkata-kata
20 sifat-sifat Allah SWT tersebut berdasarkan dalil Al Qur’an yang sangat kuat, jadi kita harus yakin kebenarannya. Ilmu Tauhid ini sangat penting, karena amal kebaikan yang paling utama adalah meyakini Allah SWT dan Rosul-Nya dengan benar. (Adm-02A)