bspradiopekalongan.com, FIKIH – Islam Nusantara adalah konsep pemikiran dan praktik keislaman yang dikembangkan oleh Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia. Konsep ini berupaya mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal serta konteks sosial-politik Indonesia yang plural dan majemuk. Islam Nusantara tidak hanya menjadi identitas keagamaan, tetapi juga menjadi pendekatan moderat dalam memposisikan hubungan antara agama dan negara. Esai ini akan membahas Islam Nusantara sebagai pendekatan NU dalam memahami dan mengelola interaksi antara agama Islam dan negara dalam konteks Indonesia.
Latar Belakang Islam Nusantara
Islam Nusantara lahir sebagai respon NU terhadap tantangan modernitas, globalisasi, dan meningkatnya dinamika sosial-politik di Indonesia. Konsep ini menegaskan bahwa Islam yang tumbuh di Nusantara memiliki ciri khas yang berbeda dengan praktik Islam di wilayah lain. Ciri khas tersebut tercermin dari sikap toleransi, moderasi, inklusivitas, dan penghormatan terhadap keberagaman budaya dan agama.
Islam Nusantara memandang bahwa Islam tidak boleh dipisahkan dari budaya lokal dan nilai-nilai sosial yang telah ada, melainkan harus bersinergi untuk menciptakan harmoni dalam masyarakat. Pendekatan ini bertujuan menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang plural dan mencegah konflik yang didasarkan pada perbedaan agama atau suku.
Hubungan Agama dan Negara dalam Islam Nusantara
Menurut NU, negara dan agama memiliki fungsi yang berbeda namun saling melengkapi. Negara adalah institusi yang mengatur kehidupan sosial-politik dan menjamin keadilan serta kesejahteraan seluruh rakyat tanpa diskriminasi. Sedangkan agama adalah sumber nilai moral dan spiritual yang membimbing perilaku manusia agar berakhlak baik dan bermasyarakat harmonis.
Dalam Islam Nusantara, negara tidak harus menjadi negara Islam secara formal, tetapi harus mampu memberikan ruang kebebasan beragama dan menjamin hak setiap warga negara. NU menerima Pancasila sebagai dasar negara yang mengakomodasi semua agama dan kepercayaan di Indonesia.
Moderasi dalam Islam Nusantara
Salah satu inti dari Islam Nusantara adalah moderasi atau tawassuth. Pendekatan ini menolak paham ekstrem yang bisa menyebabkan konflik horizontal maupun vertikal. NU mengajak umat Islam untuk hidup berdampingan secara damai dengan umat beragama lain serta menghargai perbedaan yang ada.
Moderasi dalam Islam Nusantara juga berarti menolak kekerasan dan radikalisme atas nama agama. NU berupaya membangun narasi keagamaan yang ramah, dialogis, dan inklusif, serta menolak pemaksaan agama melalui cara-cara yang merugikan perdamaian.
Peran NU dalam Mewujudkan Islam Nusantara
Sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, NU berperan aktif dalam mengembangkan dan menyebarkan konsep Islam Nusantara. Melalui pesantren, lembaga pendidikan, media, dan kegiatan sosial, NU mendidik umat Islam agar memahami pentingnya toleransi dan nilai-nilai kebangsaan.
NU juga ikut serta dalam dialog antaragama dan antarbudaya untuk memperkuat kerukunan dan solidaritas sosial. Selain itu, NU memberikan kontribusi kepada negara dengan mendukung upaya pembangunan dan menjaga stabilitas sosial-politik.
Implikasi Islam Nusantara terhadap Negara dan Masyarakat
Pendekatan Islam Nusantara memungkinkan Indonesia untuk tetap menjadi negara yang plural sekaligus mayoritas penduduknya Muslim. Dengan sikap moderat dan inklusif, Islam Nusantara membantu mencegah konflik agama dan memperkuat persatuan bangsa.
Islam Nusantara juga mendorong umat Islam untuk aktif berperan dalam pembangunan negara tanpa mengabaikan nilai-nilai keagamaan. Hal ini menciptakan sinergi positif antara agama dan negara yang bermanfaat bagi kemajuan bersama.
Islam Nusantara merupakan pendekatan khas NU dalam memposisikan hubungan agama dan negara yang berlandaskan pada nilai toleransi, moderasi, dan keberagaman. Konsep ini memperkuat posisi Pancasila sebagai dasar negara yang menghargai pluralitas dan kebebasan beragama. Melalui Islam Nusantara, NU mengajak umat Islam Indonesia untuk menjalankan ajaran agama dengan penuh toleransi dan menjadikan negara sebagai rumah bersama yang adil dan damai.
Dengan demikian, Islam Nusantara bukan hanya sebuah konsep keagamaan, tetapi juga landasan sosial-politik yang mendukung kehidupan berbangsa yang harmonis dan berkeadaban di Indonesia. (Adm-01A)
