bspradiopekalongan.com, BATANG – Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) terus melakukan kegiatan Ekskavasi dan Delineasi terhadap candi bata berusia usia tua yang ditemukan dikawasan industri terpadu Batang (KITB) untuk mencari kepastian situs tersebut mulai menemui titik terang.
Penggalian berlangsung selama 10 hari mulai tanggal 21 sampai 30 Juni 2024 dilakukan di area temuan candi yang berada pada lahan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) tersebut, dipastikan dibangun pada abad ke-7 setelah ditemukan beberapa pecahan tembikar.
Ketua Tim Peneliti Candi Bata dari BRIN Agustijanto Indradjaja mengatakan, hari ini kami melakukan survei menemukan beberapa pecahan tembikar tidak jauh dari candi yang sedang dilakukan ekskavasi. Menurutnya adanya pecahan tembikar ini menandakan pada masa lalu ada pemukiman manusia. Jika candinya yg sedang dilakukan ekskavasi itu menjadi lokasi pemujaan mereka.
Menurut Agustijanto, beberapa hari yang lalu, kami juga menemukan arang disebuah mangkok pada candi tersebut yang menandakan tempat ibadahnya. Arang yang ditemukan langsung dikirim ke New Zealand dan Amerika untuk diteliti yang hasilnya peradabannya abad Ke-7 sebelum Mataram Kuno.
Untuk ekskavasi candi kedalamannya 1,5 meter dan kelilingnya 8×8 meter dari pondasi candi bisa dipastikan hanya tersisa kaki candi saja jadi badan dan puncaknya sudah tidak ada.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdikbud Batang Bambang Suryantoro Sudibyo menyampaikan, candi ini ditemukan oleh peneliti dari BRIN yang sekarang menjadi Ketua Tim Ekskavasi Candi Bata dan arkeologi dari Prancis.
Bambang juga mengatakan, tujuan dari ekskavasi candi bata menjadi peradaban yang tertua di Jawa Tengah ke depan harus dipelihara dengan baik yang merupakan cagar budaya di Kabupaten Batang.
Sebelumnya Candi bata ini awalnya sudah dilakukan pemantauan sejak tahun 2012 tapi waktu itu kondisinya masih tertutup kebun karet. Pada tahun 2019 barulah penelitian dilanjutkan dan BRIN menemukan sebaran batu bata berserakan. (Adm-01A)