bspradiopekalongan.com, TOKOH NU – KH As’ad Syamsul Arifin adalah seorang ulama besar dan pemimpin agama yang terkenal di Indonesia, khususnya di kalangan pesantren. Beliau merupakan pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah yang terletak di Situbondo, Jawa Timur. KH As’ad dikenal sebagai seorang ulama yang sangat berpengaruh dalam mengembangkan pendidikan Islam dan memperkenalkan ajaran Islam yang moderat serta toleran di Indonesia.
Kehidupan Awal
KH As’ad Syamsul Arifin lahir pada tanggal 12 Juli 1930 di desa Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Sejak kecil, beliau sudah terpapar dengan lingkungan yang kental dengan nuansa keagamaan. Keluarga KH As’ad memiliki latar belakang yang kuat dalam tradisi pesantren, sehingga sejak usia dini beliau sudah mulai mempelajari ilmu agama Islam.
Setelah menamatkan pendidikan dasar di pesantren-pesantren lokal, KH As’ad melanjutkan pendidikannya di pesantren-pesantren besar di Jawa Timur, seperti Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, yang merupakan salah satu pesantren terbesar di Indonesia. Beliau belajar di bawah bimbingan ulama-ulama terkemuka yang mengajarkan berbagai disiplin ilmu agama, termasuk fiqh, tafsir, hadis, dan tasawuf. Pendidikan yang diterima KH As’ad di pesantren-pesantren ini membentuknya menjadi seorang ulama yang mendalam ilmu pengetahuannya, serta mengajarkan pentingnya menjaga nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari.
Mendirikan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah
Setelah menempuh pendidikan agama yang mumpuni, KH As’ad kembali ke kampung halamannya di Situbondo dan mendirikan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah pada tahun 1955. Pondok pesantren ini merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang paling berpengaruh di Jawa Timur dan menjadi pusat pengajaran ilmu agama serta pembinaan karakter bagi ribuan santri yang datang dari berbagai daerah.
Pesantren Salafiyah Syafi’iyah menekankan pada pentingnya pendidikan agama yang berbasis pada kitab kuning (kitab-kitab klasik yang digunakan dalam tradisi pesantren). Selain itu, KH As’ad juga memperkenalkan metode pengajaran yang lebih modern dengan mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan umum, sehingga santri yang lulus dari pesantrennya dapat bersaing di dunia profesional tanpa melupakan akar keagamaan mereka.
Pemikiran dan Pengaruh KH As’ad
KH As’ad Syamsul Arifin dikenal sebagai seorang ulama yang moderat dan sangat toleran terhadap berbagai perbedaan. Beliau mengajarkan pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam) dan selalu mengutamakan kerukunan antar sesama. Salah satu ajaran beliau yang sangat terkenal adalah pentingnya menjaga keseimbangan antara ilmu agama dan ilmu dunia. KH As’ad selalu menekankan bahwa santri harus menjadi manusia yang tidak hanya ahli dalam bidang agama, tetapi juga terampil dalam bidang lain yang dapat berguna bagi masyarakat luas.
Selain itu, beliau juga sangat memperhatikan perkembangan sosial dan politik di Indonesia. KH As’ad selalu mendorong umat Islam untuk aktif dalam kegiatan sosial dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang mendukung pentingnya pendidikan bagi kaum wanita, serta mendorong anak-anak muda untuk terus menuntut ilmu.
Wafat dan Warisan
KH As’ad Syamsul Arifin wafat pada tanggal 16 Agustus 1999. Kehilangan beliau meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi banyak pihak, terutama para santri dan masyarakat yang telah merasakan manfaat dari ilmu dan ajarannya. Namun, warisan beliau tetap hidup melalui Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah yang terus berkembang dan menghasilkan banyak alumni yang berperan penting dalam berbagai bidang di Indonesia.
Sebagai seorang ulama besar, KH As’ad Syamsul Arifin tidak hanya dikenang karena ilmu agama yang mendalam, tetapi juga karena dedikasinya dalam memajukan pendidikan Islam di Indonesia. Melalui pesantren yang beliau dirikan, KH As’ad telah memberikan kontribusi besar dalam mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia dan memiliki wawasan yang luas dalam berbagai aspek kehidupan. (Adm-01)