Yayasan Mercy Corps Indonesia (MCI) menggelar kegiatan Policy Dialoge dengan tema “Membangun peradaban maritim baru yang kontemporer berbasis lansekap di Pekalongan”, pada Senin (29/05/2023) di Hotel Aruss Grand Ballroom Semarang selama 2 hari.

Kegiatan yang menghadirkan Wakil Walikota Pekalongan dan Sekretaris Daerah Kabupaten Pekalongan sebagai tuam rumah untuk dilakukan penelitian dibidang perubahan ikli. Sebab perlu diketahui, saat ini dunia sedang mengalami perubahan iklim yang efeknya dapat mengancam kehidupan. Karena Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan oleh aktivitas manusia, baik secara langsung atau pun tidak langsung. Namun perubahan iklim dapat diamati dengan adanya perubahan pola, intensitas atau pergeseran parameter utama iklim seperti curah hujan, suhu, kelembapan, angin, tutupan awan dan penguapan.

Direktur Eklsekutif MCI Ade Soekadis menjelaskan bahwa, kegiatan ini merupakan tindaklanjut dari Policy Dialogue I pertama pada akhir tahun 2022 lalu, dimana telah dirumuskan 3 kebijakan penanggulangan banjir yang transformatif di masa depan. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya adaptasi dan mitigasi guna menghindari bencana dan kerugian yang lebih parah akibat terjadinya perubahan iklim. Adaptasi perubahan iklim adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap dampak perubahan iklim.

Wakil Walikota, Salahudin menambahkan.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Yayasan Mercy Corps Indonesia (MCI) ini turut dihadiri oleh Wakil Walikota Pekalongan, H Salahudin. Wawalkot Salahudin mengapresiasi dan menyambut baik adanya kegiatan diskusi ini yang mempertemukan para pemangku wilayah baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota yang terdampak perubahan iklim sehingga terwujud sinergi kebijakan lintas wilayah yang mengedepankan masyarakat sebagai kunci dalam melakukan penataan wilayah pesisir yang berketahanan.

Menurutnya, Pemerintah kota saat ini fokus pada pembangunan infrastruktur dan pengembangan budaya pesisir untuk menciptakan masyarakat Kota Pekalongan yang adaptif,” ucapnya usai menghadiri kegiatan Policy Dialogue “Membangun Peradaban Maritim Baru Yang Kontemporer Berbasis Lansekap di Pekalongan dan Jawa

Disampaikan Wawalkot Salahudin, bahwa progress penanganan akibat perubahan iklim di Kota Pekalongan sudah menunjukkan keberhasilan 60 persen melalui berbagai upaya pembangunan infrastruktur pengendalian banjir maupun kolaborasi pendanaan dari APBN, Bantuan Keuangan (Bankeu) Provinsi maupun APBD Kota Pekalongan. (Adm-01A)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *